Silaturahmi Penuh Makna: Abu Paya Pasie Peusijuek Bupati dan Wakil Bupati Bireuen

Foto: Abu Paya Pasie, peusijuek Bupati dan wakil bupati terpilih di pendopo Bireuen (12/4)

BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Dalam suasana penuh kekhidmatan dan kekeluargaan, Pendopo Bupati Bireuen menjadi saksi momen bersejarah saat ulama kharismatik Aceh, Abu Paya Pasie, memimpin prosesi peusijuek (tepung tawar) terhadap Bupati dan Wakil Bupati Bireuen terpilih masa bakti 2025–2030, H. Muklis, ST, dan Ir. H. Razuardi, MT. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 12 April 2025 ini, tak sekadar menjadi simbol doa dan restu, tetapi juga penegasan kuatnya sinergi antara ulama dan umara dalam membangun daerah.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Abi Jakfar Lueng Angen, Pimpinan Dayah Darul Huda Lueng Angen, Langkahan, Aceh Utara, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para Kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), tokoh masyarakat, dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Muklis menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam atas kunjungan dan doa yang dipanjatkan oleh para ulama. "Kami memohon bimbingan dan doa restu dari para ulama agar amanah ini dapat kami emban dengan ikhlas, jujur, dan penuh tanggung jawab demi kemaslahatan masyarakat Bireuen," ujarnya.


Foto: Bupati dan wakil bupati Bireuen bersama ulama kharismatik Aceh (12/4)

Abu Paya Pasie, pimpinan Dayah Darul Huda, Aceh Timur, yang dikenal luas karena keteguhan dakwah dan keteladanan moralnya, dalam tausiyahnya mengingatkan pentingnya kepemimpinan yang adil, dekat dengan rakyat, serta menjadikan nilai-nilai Islam sebagai fondasi dalam setiap kebijakan. “Pemimpin itu bukan hanya ditunjuk oleh suara rakyat, tapi juga harus mendapat restu langit. Insya Allah dengan peusijuek ini, kita berharap kepemimpinan ke depan diberkahi dan dilindungi Allah,” tutur beliau.

Peusijuek sendiri merupakan tradisi sakral dalam masyarakat Aceh sebagai simbol doa, restu, dan harapan atas keselamatan, keberkahan, dan kelancaran dalam menjalankan amanah. Prosesi ini mengukuhkan nilai-nilai kearifan lokal yang masih lekat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika pemerintahan di Aceh.

Kegiatan ini juga menjadi momentum konsolidasi antara elemen pemerintahan dan ulama, yang selama ini menjadi mitra strategis dalam menjaga stabilitas sosial dan moral masyarakat. “Ulama dan umara harus terus bergandengan tangan demi menciptakan pemerintahan yang bersih, berintegritas, dan berpihak pada rakyat,” ujar Wakil Bupati Razuardi.

Silaturahmi yang berlangsung hangat tersebut diakhiri dengan doa bersama, santapan khas Aceh, dan ramah tamah antara tamu undangan dan unsur pemerintahan. Aura optimisme terasa kuat menyelimuti Pendopo Bupati—sebuah tanda awal yang baik bagi kepemimpinan Bireuen lima tahun mendatang.(**) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak