BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Guna mendorong ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen menggelar rapat koordinasi bersama para petani dari wilayah Jeunieb Raya, Rabu (23 April 2025).
Rapat berlangsung di Aula Serbaguna Kecamatan Jeunieb dan dihadiri tokoh masyarakat, penyuluh pertanian, perangkat desa, serta unsur Muspika dari tiga kecamatan, yakni Pandrah, Jeunieb, dan Peulimbang.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Bireuen, Mulyadi, SE, MM menekankan pentingnya penerapan sistem tanam serentak sebagai langkah strategis menghindari serangan hama dan penyakit tanaman yang kerap terjadi akibat ketidakteraturan pola tanam.
“Musim tanam harus dimulai dan diselesaikan secara serentak di seluruh wilayah. Ketika padi tumbuh dengan usia tanam yang berbeda-beda, potensi serangan hama meningkat,” ujar Mulyadi.
Ia menegaskan, melalui kesepakatan bersama, batas waktu akhir penanaman padi di wilayah Jeunieb Raya ditetapkan pada 15 Juni 2025. Petani yang tidak sempat menyelesaikan tanam hingga batas tersebut diminta menunda pengolahan lahan hingga musim tanam berikutnya.
Tegas dan Terarah
“Jika ada yang melanggar kesepakatan, kami tidak segan memberikan sanksi. Ini komitmen bersama demi hasil yang lebih baik,” tegasnya.
Rapat koordinasi ini juga menjadi tindak lanjut atas masukan Camat Jeunieb, Juliari, SE, yang melaporkan sejumlah desa mengalami gagal panen hingga tiga kali dalam beberapa musim terakhir. Salah satu penyebabnya adalah ketidakteraturan jadwal tanam di sejumlah desa yang baru memulai pengolahan lahan pada Juni hingga Agustus.
Mulyadi yang merupakan putra asli Jeunieb Raya, beranjak turun dari meja pemateri mendekati peserta dalam menyampaikan komitmennya untuk terus mendampingi petani. “Saya merasa berkewajiban membina dan melatih petani di daerah kelahiran saya,” katanya.
Meski tidak berlatar belakang pendidikan pertanian, Mulyadi memastikan bahwa seluruh penyuluh di bawah koordinasinya aktif mendampingi petani. Setiap penyuluh diwajibkan mendata potensi pertanian di desa masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban kerja lapangan.
Capaian dan Inovasi
Salah satu inovasi yang telah berhasil diterapkan adalah perubahan pola tanam di Kecamatan Samalanga. Sebelumnya, petani setempat melakukan tanam secara sporadis tanpa jadwal yang seragam. Kini, berkat penerapan tanam serentak, produktivitas pertanian meningkat signifikan.
“Pada 2024, produksi gabah di Kabupaten Bireuen meningkat menjadi 257.000 ton, naik tajam dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 133.000 ton,” jelas Mulyadi.
Peningkatan itu turut mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 150 menjadi 300, sebuah loncatan yang menurut Mulyadi merupakan buah dari inovasi dan konsistensi dalam mendampingi petani.
Saat ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen tengah menjalankan proyek percontohan (pilot project) di Desa Paloh Kayee Kuyeet, Kecamatan Gandapura, sebagai bagian dari program strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui inovasi pertanian.
“Semua upaya ini bermuara pada satu tujuan: menyejahterakan petani dan menjadikan Bireuen sebagai lumbung pangan yang tangguh,” pungkasnya.(**)