Menemukan Cahaya di Balik Senja: Makna Usia dalam Perspektif Kehidupan

Oleh: Juwaini Husen

Foto:Juwaini Husen

ACEH,REAKSINEWS.ID | Seiring matahari merayap turun di ufuk barat, dunia perlahan tenggelam dalam nuansa senja yang temaram. Langit berpendar jingga, menyambut hadirnya malam dengan kilauan bintang dan cahaya bulan yang lembut. Pemandangan ini bukan sekadar peralihan waktu, melainkan refleksi dari perjalanan hidup yang tak terhindarkan—sebuah siklus yang mengajarkan kebijaksanaan bagi siapa saja yang bersedia merenung.

Namun, seperti malam yang datang membawa keterbatasan pandangan, usia senja pun menghadirkan tantangan tersendiri. Mata yang dulu tajam kini mulai redup. Yang dekat tak selalu terlihat jelas, sementara yang jauh justru tampak lebih nyata. Ibarat gajah di pelupuk mata yang terabaikan, sementara semut di kejauhan tampak begitu nyata. Sebuah ironi yang menggambarkan bagaimana persepsi kita terhadap hidup berubah seiring bertambahnya usia.

Penuaan bukan sekadar tentang fisik yang melemah atau ingatan yang mulai pudar. Lebih dari itu, usia lanjut adalah babak baru dalam kehidupan yang sarat dengan kebijaksanaan. Di balik kerutan wajah dan langkah yang melambat, ada ketenangan yang tumbuh dari pengalaman panjang. Ada kedewasaan dalam menerima bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh pasang surut, dan setiap momen memiliki keindahannya sendiri.

Kita sering kali terjebak dalam paradigma bahwa usia tua adalah akhir dari segalanya. Padahal, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, masa senja bisa menjadi waktu terbaik untuk menikmati kehidupan dengan cara yang lebih bermakna. Ini adalah saat untuk lebih memahami esensi kebahagiaan yang sejati—bukan dari pencapaian materi, melainkan dari rasa syukur, kedamaian, dan koneksi dengan sesama.

Dalam dunia yang semakin cepat berubah, kita perlu mengubah cara pandang terhadap penuaan. Bukan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan yang perlu dirayakan. Karena pada akhirnya, setiap makhluk hidup berhak untuk menikmati kebahagiaan, apa pun usianya.

Menyambut usia senja bukan tentang menyesali masa muda yang telah berlalu, melainkan tentang menemukan cahaya jernih di dalamnya—sebuah ketenangan yang tak tergoyahkan, sebuah kebijaksanaan yang semakin mendalam.

Semoga setiap langkah yang kita tapaki membawa kedamaian, dan semoga semua makhluk hidup berbahagia.(**)

Bireuen 20 Maret 2025
Juwaini Husen

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak