Pemerintah Kecamatan Jangka Gelar Rembuk Stunting Perdana Tahun 2025

Foto: Rembuk Stunting di Aula Kantor Camat Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh (6/2).

BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Pemerintah Kecamatan Jangka menggelar Rembuk Stunting tingkat kecamatan untuk pertama kalinya pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting. Kegiatan ini mengusung tema "Melalui Konvergensi Pencegahan Stunting, Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul" dan berlangsung di Aula Kantor Camat Jangka, Kamis (6 Februari 2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong, Perempuan dan Keluarga Berencana (DPMG-PKB) Bireuen Mukhtar Abda, M.Si., Camat Jangka Alfian, S.Sos., Kapolsek Jangka Iptu Saifannur, Danramil 07 yang diwakili Babinsa Serka Irwanto, Kepala Puskesmas Jangka Mursal, S.K.M., serta para kader kesehatan desa, perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA), keuchik dari seluruh desa di Kecamatan Jangka, dan pendamping desa.

Optimalisasi Program Penurunan Stunting

Dalam sambutannya, Camat Jangka Alfian, S.Sos., yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Jangka, menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam penanganan stunting. Ia mengajak seluruh peserta rembuk untuk bekerja secara terintegrasi sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

“Kita memiliki lima desa lokus stunting, yakni Desa Alue Bayue Utang, Lamkuta, Barat Lanyan, Alue Bie Pusong, dan Pulo Seuna. Saya berharap para keuchik di desa-desa tersebut lebih memperhatikan upaya pencegahan dan penanganan stunting, terutama dalam hal pemenuhan gizi, kesehatan lingkungan, serta ketersediaan jamban sehat,” ujar Alfian.

Kolaborasi Lintas Sektor

Sementara itu, Kepala Puskesmas Jangka, Mursal, S.K.M., dalam paparannya menekankan bahwa penurunan stunting harus dilakukan secara holistik dan integratif. Ia menyoroti pentingnya kerja sama antara institusi kesehatan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Keluarga Berencana, serta sektor non-pemerintah dan masyarakat.

"Stunting merupakan ancaman bagi generasi mendatang yang dapat terjadi akibat kekurangan gizi. Oleh karena itu, pencegahannya harus dimulai sejak dini, dengan memastikan kesehatan anak perempuan sebelum memasuki masa kehamilan serta memastikan pemberian ASI eksklusif bagi bayi," jelas Mursal.

Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan pemberian makanan tambahan (PMT) serta edukasi bagi ibu hamil dan balita untuk mencegah stunting.

Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Jangka, Rahmad, S.Hi., menambahkan bahwa rembuk stunting tahap pertama ini menjadi momentum strategis untuk mengusulkan berbagai program dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG) 2025.

“RPJM desa wajib disesuaikan dengan program prioritas nasional, termasuk kebijakan Asta Cita Prabowo yang menekankan pentingnya imunisasi lengkap dan ketahanan pangan,” ujarnya.

Pentingnya Kolaborasi dalam Penanganan Stunting

Kepala DPMG-PKB Bireuen, Mukhtar Abda, M.Si., dalam sesi penutup menekankan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan kerja sama lintas sektor dan pendekatan konvergensi yang kuat.

"Kolaborasi adalah kunci utama dalam percepatan penurunan stunting. Kabupaten Bireuen sebagai salah satu lokasi fokus program nasional harus memenuhi delapan aksi konvergensi yang telah ditetapkan. Mari kita bekerja bersama sesuai tugas dan kewenangan masing-masing," ajaknya.

Ia juga menekankan bahwa TPPS Kecamatan memiliki peran strategis dalam mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi berbagai program percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan.

Dengan terselenggaranya rembuk stunting ini, diharapkan langkah-langkah konkret dalam penanganan stunting dapat lebih terarah dan efektif, sehingga angka prevalensi stunting di Kecamatan Jangka dapat terus menurun.(MI) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak