Liputan: Muhammad Idris
Foto: Ibu-ibu Warga Gampong (desa) Cot Tufah Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen menganyam Atap dari Daun Rumbia (27/5)
BIREUEN|REAKSINEWS.ID - Berkurangnya daya jual produk lokal, berdampak terhadap sejumlah ibu-ibu yang mengayam Atap Rumbia di Gampong Cot Tufah, Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen, kehilangan mata pencarian menopang perekonomian keluarga, Senin (27 Mei 2024)
Hal tersebut disampaikan para Ibu-ibu
di sebuah Gudang produksi Lokal Atap Rumbia di Gampong Cot Tufah yang hanya bertahan beberapa orang menganyam Daun Rumbia kebutuhan Atap Bangunan.
Erlialaili (50) berstatus janda anak satu kepada reaksinews.id mengatakan, pekerjaan COEP OEN (menganyam Daun Rumbia) sudah sekian lama dilakoninya untuk membantu perekonomian keluarga, terutama pada masa tidak ada aktivitas di persawahan,
Foto: Proses Penganyam Atap Rumbia di Gampong Cot Tufah Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen Aceh (27/5)
"Ketika belum mulai tanam padi atau setelah panen di sawah saya bekerja menganyam Atap Rumbia sebagai kerjaan tambahan walau hanya dihargai Rp 800 rupiah untuk upah satu lembar anyaman "sebut Erlia.
Sebelumnya setiap hari dapat menganyam hingga 60 lembaran atap, namun saat ini karna permintaan drastis berkurang, hingga pegumpul Daun Rumbia yang menjadi para pekerja baik Ibu-ibu yang sebagian besarnya kalangan janda banyakan menganggur.
Sementara, Asnawi Nurdin mengatakan usaha anyaman Atap Rumbia sudah puluhan tahun ditekuninya jauh sebelum menjadi seorang Keuchik, bahkan pernah menampung tenaga kerja (buruh) puluhan orang para Ibu-ibu yang ikut menganyam.
Material Rumbia dan bambu untuk bahan baku sememangnya mudah didapatkan baik dari Gampong (Desa) setempat atau dari Gampong tetangga begitu juga untuk tenaga kerja yang menganyam atap itu semua Ibu-ibu dan janda warga gampong Cot Tufah, sebut pengusaha itu.
Sejak beberapa bulan terakhir, permintaan Atap, kata Asnawi selaku Keuchik yang baru memimpin Cot Tufah 2 tahun ini menyebutkan kurangnya permintaan Atap Rumbia untuk kebutuhan warga,
Sekarang rata-rata sudah memakai seng untuk rumah, paling untuk pondok sawah, Dapur arang, kandang ternak atau kafee tertentu saja yang masih memesan,
Sedangkan tahun-tahun sebelumnya lumayan banyak permintaan sampai dikirim ke Kabupaten lain dengan harga berkisar antara 4000-5000 untuk setiap lembaran atap, kalau sekarang untuk biaya perbaikan gudang saja tidak cukup", Tutup Keuchik Asnawi.(MI)