BIREUEN-REAKSINEWS.ID | Diapit Dua Gampong, Mesjid Jin Samalanga, Kabupaten Bireuen Aceh Dibangun oleh Arsitek Cina Mualaf Tanpa Besi dan Gambar dari Telapak tangan Ulama, Sabtu (13 April 2024)
Imum Mukim Tgk Syik Jin, Tgk Ridwan didampingi Tgk Taufik kepada reaksinews.id mengatakan, Mesjid Jin Samalanga diapit oleh dua Desa antara Gampong Lhok Seumirah dan Gampong Meunasah Lueng,
Disebelah Timur, Mesjid Jin berbatasan dengan Gampong Lhok Seumirah dari dari sebelah barat wilayah Gampong Meunasah Lueng Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, jika dari Jalan Medan-Banda Aceh hanya beberapa puluh meter saja dari Simpang Meugid ke arah Utara, kata Mukim Ridwan.
"Pada Zaman pra-sejarah (dahulu kala) ada sejumlah Jin Islam yang mengaji (belajar) dengan salah satu Ulama Aceh yaitu Alm Tgk Syekh Abdul Jalil keturunan Raja Samalanga, yang tidak lain adalah Ayah kandung dari Almarhum Panglima Hamzah dan merupakan Abusyiek (Kakek) dari Almarhum Panglima Dedi atau akrab disapa Tgk Tualang,
"Suatu ketika, Tgk Syekh Abdul Jalil sedang menjelaskan surah kitab sambil menunjuk-nunjuk kearah ruang balai yang kasat mata terlihat kosong seraya menanyakan, apakah kalian sudah faham ?
"Sontak para murid lain yang sedang mengaji Kebingungan dibaluti penasaran, lantas seketika itu meminta penjelasan dari Tgk Syekh
Permintaan para murid tersahuti, lalu Tgk Syekh menyampaikan ada beberapa syarat yang perlu disepakati sebelum melihat sesuatu yang tidak terlihat dengan kasat mata, diantaranya Tidak boleh tertawa,
Syarat tersebut disanggupi oleh semua santri yang saat itu sedang belajar, namun tatkala melihat wajah dan rupa Jin yang berada di balai pengajian." Salah satu murid tidak dapat menahan tawanya,
"Akibat dari pelanggaran kesepakatan tersebut, hingga semua murid sudah tidak dapat melihat wajah dari Jin-jin saat mengaji, bahkan mereka tidak bisa lagi melihatnya sampai Tgk Syekh Abdul Jalil Menghembuskan nafas terakhirnya, Mukim Ridwan meriwayatkan.
Mesjid Jin dibangun pada tahun 1901 atau 123 tahun lalu tanpa ada pengikat kawat dan besi, bahkan Gambarnya hanya melihat dari telapak tangan Ulama yaitu Tgk Syekh Abdul Jalil
Arsitektur Cina Mualaf memulai pembangunan sedari Pondasi dimana saat itu sang tukang cina tersebut menanyakan kepada Ampon Syik dimana gambarnya yang bisa kita lihat bentuk dan desain bangunan,
Lantas Tgk Syekh Abdul Jalil menyebutkan, menyangkut gambaran dan design pembangunan Mesjid Jin dilihat dari Telapak Tangan saya ini, kata Tgk Syekh seraya memperlihatkan tangannya kepada si tukang cina, Mukim Ridwan mengisahkan.
"Anehnya bangunan Mesjid Jin sama sekali tidak menggunakan Kawat pengikat Batang Besi didalam setiap tiang sedari awal pondasi hingga selesai pembangun diadakan,
Sehingga ukuranya hingga hari ini masih utuh sebesar itu, hanya di REHAB secara berkala dan tidak dibangun baru, karena WUJUD Aslinya harus dilestarikan sebagai identitas sejarah dasar,
"Sangatlah wajar jika para pengunjung penasaran saat melihat Mesjid Jin yang ukuranya sekecil itu, kenapa tidak besar seperti Mesjid-mesjid megah lainya di aceh,
"Namun situs dan cagar budaya, apalagi Mesjid, tentu ada Qaramahnya tersendiri. Sebagaimana Mesjid Jin yang dibelakangnya terdapat sebuah SUMUR dimana AIR-nya Mujarab dijadikan sebagai obat,
Sering dimanfaatkan untuk menghilangkan kegelisahan dan penyakit ditubuh oleh setiap penziarah,Qaramahnya yang lain, berdasarkan kisah turun-temurun." Sembahyang (Shalat) Jumat di Mesjid Jin seperti halnya Shalat di Arab (Mekkah)
Qaramah itu dibuktikan dengan adanya KURMA yang dibawa pulang oleh Tgk Syekh Abdul Jalil seusai menunaikan shalat Jum'at nya, ini sabat waktu dikisahkan oleh ulama dan tokoh masyarakat dari masa ke-semasa, Kata Mukim Ridwan didampingi Tgk Taufik.(Red/Af)