BANDA ACEH | Genap Sudah 150 Tahun Terhitung Tanggal 26 Maret 1873-26 Maret 2023, namun hingga hari ini," Belanda belum pernah minta maaf menyangkut apa yang pernah dilakukan terhadap Bangsa Aceh dalam kurun waktu Ratusan Tahun, Minggu (26 Maret 2023)
Ketua Saboeh Komando Aceh Panglima Meulaboh mengungkapkan," Tanggal 26 Maret 1873 (Agresi) menjadi catatan hitam Sejarah Perang Aceh dengan Kolonial Belanda dan sudah beranjak hingga 150 tahun. Seyogyanya Belanda jauh-jauh hari sudah "Minta Maaf" kepada rakyat Aceh melalui surat Ultimatum, juga Pemberitaan Media Cetak dan Media Elektronik Nasional hingga Internasional,
Sebagai Bangsa Aceh," Tanggal 26 Maret sangat patut untuk selalu dikenang hari bersejarah tersebut, Sedah barang tentu dan diminta kepada Pemerintah Kolonial Belanda untuk segera mencabut maklumat Prang yang telah dinyatakan kepada Bangsa Aceh dimana sebelumnya kerajaan Aceh masih berjaya, desak Pang Meulaboh.
Selain itu juga diminta kepada Pemerintah Aceh memperkuat pengajaran sejarah Aceh di Sekolah-sekolah dan Tanggal 26 Maret diperingati setiap tahun untuk mengenang sebagai peristiwa sejarah penting melalui sebuah upacara,
Sehingga melalui momentum Tanggal 26 Maret tersebut, seiring dapat meningkatkan kesadaran Rakyat Aceh tentang sejarah dan budaya dalam rangka memupuk semangat Nasionalisme, Ucap Pang Meulaboh. (Singa Nanggroe)
Sebagaimana telah dicatat H. Mohammad Said dalam buku Aceh Sepanjang Abad jilid pertama," Nieuwenhuijzen merasa kehilangan pegangan dikarenakan hasil pembicaraan melalui surat menyurat, sama sekali tidak berhasil menakut-nakuti Aceh.
" Hingga, Nieuwenhuijzen menyimpulkan, Aceh tidak akan menyerah begitu saja sebelum terjadi pertumpahan darah.
Disusul Kemudian, Nieuwenhuijzen mengirimkan surat terakhir kepada Kerajaan Aceh dan kembali menegaskan tujuan Belanda untuk menaklukkan kekuasaan Sultan Mahmud Syah, namun sayangnya tujuan itu tidak berhasil di lakukan oleh pihak belanda sampai hari ini, papar Pang Meulaboh.
Dalam catatan singkat tersebut dapat disimpulkan," Kolonial Belanda bersikeras menggempur habis habisan Kerajaan dan Bangsa Aceh ketika itu,
"Maka berkaitan hal tersebut," Sebagai Bangsa Aceh, Bangsa Yang beradab dan bertamadun, Meminta pihak Internasional memperhatikan serta menangani permasalahan yang dilakukan Kolonial Belanda terhadap Aceh.
Ini bukan perkara dengan Pemerintah Republik Indonesia, dimana pemerintah Indonesia tidak dapat melarang Bansa Aceh menuntut hal tersebut kepada Kolonial Belanda," Dikarenakan ini hak Sebuah bangsa untuk menuntut keadilan pada Dunia Internasional.
"Sudah sepantasnya Rakyat Aceh untuk turun kejalan melakukan orasi-orasi terhadap perbuatan kolonial Belanda kepada Bangsa Aceh dimasa lalu,
Sebagai Ketua Saboeh Komando beserta jajaran seluruh Aceh dan di Luar Aceh, sangat mendukung kepada pihak-pihak yang ingin melakukan orasi atau turun kejalan untuk menuntut Pihak Kolonial Belanda pada 26 Maret, dikarenakan itu hari yang paling bersejarah di Dunia bagi Bangsa Aceh yang sampai hari ini belum tentu Nasibnya, Panglima Meulaboh menuturkan.(Razali)