Foto: Ilustrasi Pengadaan Itik (Bebek) program Ketahanan Pangan, Gampong Alur Gading dua kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur, Selasa (18/10)
ACEH TIMUR | Sebelumnya telah diberitakan terkait kabar masyarakat Gampong Alur Gading dua kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur yang selama ini mengeluh terhadap pemerintahan atau Keuchik Gampong setempat.
Dengan ditayangkan pemberitaan terlebih lagi soal adanya informasi miring dan dugaan kejanggalan dalam pelaksanaan DD di Alur Gading, masyarakat berharap informasi dan kabar tersebut terbaca oleh para pihak terkait baik penegak hukum juga pihak inspektorat.
"Kami berharap dengan ada nya pemberitaan ini penegak hukum serta inspektorat dapat segera menindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan ketentuan serta UU yang berlaku,"ungkap warga yang namanya tidak ingin dipublikasikan, Selasa (18/10/2022).
Sebelumnya Tuhapeut Gampong setempat ketika hendak dikonfirmasi melalui aplikasi Watshapp nya mengaku dirinya sedang sakit.
"Maaf pak saya sedang sakit."jawabnya singkat.
Berita sebelumnya :
Dikabarkan bahwa sejumlah masyarakat Gampong Alur Gading Dua kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur mengeluh terkait dengan "Pakan" Itik hasil bantuan ketahanan pangan desa setempat, sehingga penerima bantuan itik tersebut dijual oleh warga karena tidak sanggup memberi makan.
Menurut sumber informasi yang diterima media ini Senin (17/10/2022) bahwa pada Tahun Anggaran 2022, Pemerintahan Gampong Alue Gadeng dua Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur, menyalurkan bantuan Itik (bebek) sebanyak 1. 743 ekor kepada warganya dengan anggaran sebesar Rp 136.000.000 untuk 82 orang Kepala Keluarga,
Menurut sumber pada Tahap Pertama (1) harga itik per-Satu Ekor berkisar Rp 50.000 yang dibeli dari Tiga (3) tempat berbeda di Kota Medan.
Namun, ungkap sumber , lagi "Jatuh harga yang ditetapkan kepada masyarakat setiap itik tersebut menjadi Rp 53.000/ekor.
Sementara untuk pengadaan (pembelian) jaring dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta) Selanjutnya, Pur atau makanan Itik sebesar Rp 10.000.000 yang dibeli (diadakan) dari pajak lama Kota Langsa.
Tidak sampai disitu, terkait upah kerja terhadap 7 orang tenaga dialokasikan sebesar Rp 450.000,- per-setiap orangnya yang diupah khusus untuk tahap pengadaan pertama dengan jumlah sebanyak 1000 ekor itik.
Sedangkan tahap kedua, menurut sumber, kembali diadakan sebanyak 743 ekor itik, dengan melibatkan 7 orang pekerja, disertai upah sebesar Rp 120.000/orang untuk setiap orangnya.
Berdasarkan keterangan warga setempat, sejumlah besar Itik bantuan tersebut terpaksa dijual oleh masyarakat, karena harga beli pakan melonjak (meningkat) seiring bantuan Itik disalurkan. Bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya Itik, sementara untuk "makan" keseharian saja , kami sudah lumayan susah, ujar warga terkesan mengeluh dan minta identitasnya dirahasiakan.
Terkait persoalan dimaksud, Keuchik Gampong Alur Gadeng dua, Senin(17/10/2022) dikonfirmasi melalui aplikasi WatshApp nya menjelaskan, Itik-itik bantuan tersebut sebagiannya ada yang mati , ada yang di potong, bahkan banyak juga yang dijual tanpa konfirmasi terlebih dulu dengan pemerintah desa," jelasnya.
" Berkaitan Itik yang dijual oleh warga masyarakat, itu memang sangat tidak dibenarkan. Dimana hal tersebut sudah disampaikan melalui pak Kadus masing² dusun. Saya beri waktu sampai bulan November 2022, bagi penerima bantuan itik yang telah menjualnya, diharapkan untuk menghadirkan kembali sejumlah itik tersebut." tegas nya.
"Terhadap masyarakat penerima bantuan Itik tersebut, kepada masing-masingnya turut dibantu dengan "Pakan" pada awal Penyerahan sebanyak 15kg/ penerima bantuan itik." ungkap Keuchik.
Dikatakan Keuchik "Sebenarnya banyak cara untuk mempertahankan itik hingga sampai bertelur. Demikian pula terkait jumlah itik yang dibagikan sebanyak 1.740 ekor untuk 82 penerima, benar adanya. Dan menyangkut harga pembelian sesuai dengan RAB per-Satu Ekor sebesar Rp 53.000.- sudah dipotong pajak." pungkas Keuchik Selamat.
Sementara disisi lain, sejumlah warga Alur Gading dua menyampaikan," Ya itu semua tergantung keadaan dan kondisi perekonomian masyarakat setempat. Meskipun Keuchik menghimbau dan mengarah dengan mengatakan "Diminta untuk menghadirkan kembali Itik-itik yang telah dijual oleh warga, itu sangat Mustahil dan tidak masuk akal," ucapnya.
"Kami sebagai warga masyarakat "Hanya" berharap kepada para pihak terkait serta "Inspektorat" segera turun meng-audit pelaksanaan Dana Desa di Alur Gading dua, baik itu yang disalurkan untuk pengembangan BUMG, dan lainnya.
Bahkan beredar informasi ada program yang katanya tidak laksanakan kegiatan, namun anggarannya di tarik, yang kami tidak tau program apa itu namanya, maklumlah kami wong ndeso." warga Desa Alur Gadeng dua menuturkan.(Wr)