BIREUEN | Kenaikan harga BBM dalam 2 hari terakhir membuat aktivitas masyarakat serba terbatasi, Hadiah terindah dari pemerintah semakin dirasakan oleh kaum jelata yang keseharian menggunakan berbagai jasa, Ongkos Angkutan Umum Melonjak hingga 50%, Rabu (7 September 2022)
Kepada Reaksinews.id, Rabu (7/9) Muhammad Haris (65) yang merupakan salah satu pedagang sayuran di sekitar pasar kota kabupaten Bireuen mengungkapkan, sungguh luar biasa kebijakan pemerintah. Kami para rakyat jelata "Lagee Pliek Lam Peuneurah" (Bagai patarana dalam himpitan kayu Proses)
" Terpaksa merelakan dan menjerit kesakitan demi mencapai sesebuah hajatan produk dan kepentingan pihak lain. Selalu jadi tumbal keserakahan para pihak dengan alasan berbagai misi kemanusiaan (Umum) Bagai Lembu ditusuk hidung "Itulah Kami Rakyat Jelata", ungkap Wak Haris.
Lanjutnya, Tarif Angkutan (L 300) Minibus yang saban hari ditumpanginya dari salah satu kecamatan menuju Pusat Kota kabupaten Bireuen, secara drastis melonjak hingga 50 % sungguh diluar dugaan,
" Bayangkan sebelumnya, hanya membayar Rp. 50.000, jasa angkutan terhadap barang dan dirinya untuk satu kali jalan setiap hari, sekarang melonjak ke angka Rp.75.000 hingga 80.000. Maaf Teungku Haris "Harga Minyak Naik dari kemarin," Itulah kalimat yang diucapkan para Supir angkutan umum saban hari, ujar Wak Haris bernada lesu terkesan kesal.
Sementara, Hamidah (48) juga mengeluhkan hal yang tidak jauh berbeda, rutinitas keseharian yang ditekuni sebagai pedagang kaki lima setiap "Subuh" berangkat membawa aneka kebutuhan dapur untuk dijajakan ke pusat kota dengan menggunakan jasa angkutan umum dari salah satu kecamatan di pedalaman,
Tuntutan kebutuhan keluarga yang ditinggal mati suami, menjadikannya sebagai punggung keluarga sejak puluhan tahun lalu. Anak-anak yang masih sekolah memerlukan biaya yang tidak sedikit, sedangkan penghasilan hanya bersumber dari menjaja kebutuhan dapur berupa, Bawang, Cabe dan sejenisnya " Itupun di Emperan Kaki Lima,
Miris!! sejak 2 hari terakhir, ongkos angkutan yang drastis meningkat setiap kali berulang-alik dari kampung menuju pusat kota, sebelumnya hanya Rp30.000 dan sekarang melengking antara Rp45.000-50.000. Sedangkan saya mengunakan jasa angkutan PP (Pulang-Pergi) saban hari,
Apakah Pemerintah tidak pernah melihat kondisi perekonomian masyarakat kecil, tegakah Pemerintah "Lheuh Geupeu Su Oen, Geu Lonton" (Setelah memundaki, Menonton) Derita rakyat dibalik kenaikan harga BBM yang berdampak kian menyengsarakan masyarakat kecil yang hidup dibawah garis kemiskinan, ujar Hamidah bernada sedih di emperan Kaki Lima Pusat Pasar Kota Kabupaten Bireuen dalam loghat bahasa Aceh. (Red)