REAKSINEWS.ID | BIREUEN - Kilas Balik Tragedi Kontak senjata antara TNI dan GAM yang terjadi di Paya Nie dan Pantee Piyeu pada Desember 2003 silam, meninggalkan kepiluan bagi anak para syuhada yang terkorban, dimana hingga hari ini Makam (Pusara) dan jasad korban tak kunjung ditemui. Isak tangis yatim Piatu warnai Milad GAM ke 45 di komplek Balai Pengajian Jabal Safina Gampong Raya Dagang Kecamatan Peusangan, Rabu (8 Desember 2021)
Rusyidi Mukhtar S.Sos kepada Reaksinews.id mengungkapkan, kepiluan dan rintihan Yatim Piatu anak para syuhada masih segar dalam ingatan, keluhan dan harapan mereka belum jua terpenuhi hingga 45 tahun sudah GAM memperingati Milad (4 Desember 1976-2021) Butir-butir yang terkandung dalam MoU Helshinki belum jua sepenuhnya terealisasi,
Sementara beberapa peristiwa silam, barang kali hingga hari ini masih segar dalam ingatan para mantan Kombatan GAM Daerah III Batee iliek diantaranya", Tragedi Paya Nie dan Pantee Piyeu pada Desember 2003 meninggalkan kesan perih yang masih terasa hingga hari ini, terutama para anak syuhada korban dalam musibah kontak senjata ketika itu.
Tgk. Darkasyi dan kawan-kawan terkorban dalam peritiswa ujung tahun 2003 silam", Taufik yang merupakan anak kandung almarhum meluahkan keperihan dan pilu dalam wawancara Exclusive pada momen Milad GAM ke-45 yang digelar KPA/PA Daerah III Batee Iliek tepatnya di Komplek Balai Pengajian Jabal Safina Gampong Raya Dagang Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen pada, Selasa (4/12) papar Rusyidi yang akrab disapa Ceulangiek
Lanjut Ceulangiek", Dalam Isak tangis, Taufik menceritakan kilas balik Tragedi Paya Nie dan Pantee Piyeu Kecamatan Kutablang meninggalkan kisah pilu yang hingga kini, jasad dan kuburan orang tuanya (korban) tidak diketahui pusara hingga hari ini, seiring perjalanan waktu Taufik terpaksa menghidupi 7 adik-adiknya yang masih belia bersama seorang ibu yang telah berstatus Inoeng Balee (Janda)
Disamping itu"Anak syuhada turut mengharapkan terjalinnya hubungan harmonis antar sesama petinggi GAM dari semua daerah, Untuk mewujudkan butir-butir MoU yang hingga kini tidak kunjung tiba (Terealisasi) hanya dapat dicapai sekiranya semua para"Pemangku"saling kompak dalam setiap apa yang diperjuangkan, ungkap Rusyidi",Mengulangi kalimat yang dihajadkan oleh salah satu anak korban konflik mewakili yang lainnya.
Disampaikan Rusyidi, selaku Ketua DPRK Bireuen, saya tetap akan berupaya memperjuangkan harapan yang di sampaikan oleh para yatim Piatu dan anak para syuhada, berkaitan hajat dimaksud akan diutarakan dalam setiap pembahasan di berbagai Paripurna dalam setiap agenda,
Untuk itu, peran aktif pihak pemerintah daerah sangat menentukan terlaksana dan terpenuhi hajat mulia para anak syuhada korban konflik. Diharapkan Pemerintah dapat menjadikan harapan tersebut dalam suatu bentuk program yang bersifat Perioritas, baik itu di Kabupaten hingga tingkat Provinsi Aceh,
Insya Allah selagi masih di DPRK, kan selalu saya perjuangkan harapan anak yatim tersebut", Apalagi mengingat para Syuhada juga merupakan kawan seperjuangan semasa hidupnya. Hendaknya demikian pula dengan Para DPR yang lainnya baik di Kabupaten, Provinsi maupun di Tingkat DPR RI, tetap memperjuangkan Realisasi Butir-butir yang terkandung dalam Nota Kesepahaman (MoU Helsinki)
Selain Zikir dan doa bersama, Milad GAM ke-45 turut diwarnai dengan Santunan kepada ratusan yatim Piatu serta dihadiri ribuan masyarakat dan para tamu undangan lainnya, Rusyidi Mukhtar S.Sos menuturkan.
Milad GAM ke-45 tahun 2021 Daerah III Batee Iliek di komplek Balai Pengajian Jabal Safina Gampong Raya Dagang Kecamatan Peusangan, turut mendapat pengawasan TNI/POLRI serta turut dihadiri Bupati Bireuen, H. Muzakkar A. Gani Kapolres, AKBP. Mike Hardy Wirapraja, SIK beserta Para Asisten dan SKPK lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bireuen, Pengusaha H. Mukhlis, A.Md, SH, selain para mantan Combatan GAM Daerah III Batee ileik. (Red)