LHOKSUKON - Program Literasi Digital Nasional dengan tema “Indonesia Makin Cakap Digital 2021 terus digelar oleh kementrian Informasi dan Komunikasi di Hall Basket Senayan telah tersebar di 514 kabupaten dan kota di 34 provinsi Indonesia.
Program yang diinisiasi oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI guna meweujudkan Masyarakat paham akan literasi dan kecakapan digital di tingkat dasar, seperti fotografi dan videografi, media sosial, public speaking, tangkas digital dan tular nalar bersama Google, copywriting, digital marketing, privasi digital dan keamanan siber, serta materi lainnya.
Pada webinar yang berlangsung Kamis(09/09/2021)siang, menjadi Narasumber diantaranya Ulez Hulaesuddin (Founder @makanhalalbogor, Co-Founder @brii_story) membahas Materi Kecakapan Digital, Medhanita Dewi Renanti,S.Kom.,M.Kom (Dosen Sekolah Vokasi IPB, Sekretaris Prodi Manajemen Informatika) membawakan Materi Etika Digital, Muhammad Arhami,S.Si,.M.Kom (Ketua Jurusan Teknologi Informatika dan komputer Politeknik Negeri Lhokseumawe) mengulas tentang Keamanan Digital dan Zubir,S.Si (Kepsek Sukma Bamgsa, Guru TIK Sekolah Sukma Bangda, Conten Creator) memaparkan tentang Budaya Digital.
Pada kesempatan ini, Keynote Speech langsung oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan,B.Sc. Key Opinion Leader Oleh @Fikrihkl dan dimoderatori Hikmatun Hasanah.
Webinar yang menyasar kalangan umum itu gratis 100%, peserta selain mendapatkan sertifikat juga mendapatkan voucher Rp.100.000.00 bagi 10 orang penanya terbaik juga dapat langsung ilmu yang disampaikan.
Sebelumnya Presdien RI, Ir.H.Joko Widodo saat membuka Program Literasi Digital Nasional mengatakan kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.
"Sebab tantangan diruang digital semakin besar seperti konten konten negatif, kejahatan penipuan dading, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,"ujar Presiden Jokowi.(red)