SIGLI - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengadakan Webinar Literasi Digital guna mewujudkan Masyarakat paham akan literasi digital.
Hal tersebut seperti berlangsung di Kabupaten Pidie pada Kamis (12/08/2021) yang dimulai pukul 09.00 Wib hingga selesai dengan tema “Privasi dan Keamanan di Dunia Digital”.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa, Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa, artinya penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
"Kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital," ujar Presiden Republik Indonesia, Ir.H. Joko Widodo saat membuka program Literasi Digital Nasional.
Empat narasumber pada webinar ini memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.
Sesi Kecakapan Digital dibahas oleh Ilham Ramdana,S.ST., M.IKOM (Penyiar Radio dan Dosen), dengan topik “Bahaya Penggunaan Wifi Publik Dalam Transaksi Digital”.
Ilham menjabarkan peretasan data melalui wifi publik, meliputi jaringan situs tidak terenkripsi, penataan wifi yang buruk, serta titik akses penjahat. Ketika melakukan transaksi online, masyarakat memasukan data pribadinya, hal ini memungkinkan penjahat untuk meretas data masyarakat melalui jaringan wifi yang tidak aman. Tips dan trick menjaga agar aman dalam transaksi digital, antara lain tidak membuka akun bank atau kredit, tidak auto konek, tidak mengakses akun email pribadi, serta tidak membagikan file.
Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital, oleh Tresnawati,S.PD (Guru Perhotelan dan HUBIN SMK Bahagia Bandung) dengan tema “Jangan Asal Setuju, Ketahui Dulu Ketentuan Privasi Dan Keamanannya”.
Tresnawati menjabarkan privasi menyangkut privasi terhadap tubuh, privasi terhadap korenponden, serta privasi terhadap data atau informasi. Pentingnya keamanan privasi dalam dunia digital, untuk menghindari kekerasan berbasis gender online, penyalahgunaan data pribadi, pencemaran nama baik, serta pengendalian data pribadi. Hal yang harus dilakukan dalam menjaga keamanan privasi, antara lain pembatasan informasi dan data pribadi, pantang meminjamkan gawai pribadi, perkuat password, perhatikan izin, serta lapor bila terjadi insiden.
Kemudian Sesi Budaya Digital, oleh Drs.H.Abdullah Ar, M.AG (Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Provinsi Aceh), Dalam memberikan materi, Abdullah mengangkat topik tentang “Literasi Dalam Berdakwah di Dunia Digital”.
Abdullah memaparkan makna literasi dakwah, merupakan upaya sungguh-sungguh untuk membaca dan menulis apa saja terkait dakwah. Dalam literasi dakwah diharapkan terjadi transformasi besar-besaran dalam metode dakwah selama ini yang masih berkutat pada dakwal bil-insan. Diharapkan dakwah juga dapat bergeser dari dakwah monolog ke dakwah dialog. Sumber materi dakwah meliputi, al-qur’an, hadits, dan ijtihad. Unsur-unsur dakwah terdiri dari, orang yang mengajak (dai), orang yang diajak (mad’u), pesan, metode, media, dan efek. Nilai-nilai dalam dakwah meliputi, moderat, toleransi, adil, serta tidak radikal.
"Tahadap dalam mengajak seseorang untuk dakwah diantaranya, memohon rahmat Allah SWT, lembutkan hati, tidak kasar, memaafkan, mendoakan ampunan atau kebaikan, musyawarah, istiqomah, dan tawakal. Terdapat nilai dakwah makna secara psikologis meliputi, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, syukur, istiqomah, tawadu, dan sederhana. Jika seseorang mengubah pikirannya, maka akan merubah harapannya. Jika seseorang merubah sikapnya, maka akan merubah tingkah lakunya",tuturnya.
Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, oleh Rahmat Musfikar,M.KOM (Dosen Pendidikan Teknologi Informasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Rahmat mengangkat tema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”.
Rahmat menjabarkan dampak positif menggunakan media sosial antara lain, memperluas jaringan pertemanan, menambah pengetahuan dan informasi terbaru, sebagai media penghibur, untuk berbisnis dan menambah penghasilan, serta mempermudah pengelola usaha, organisasi masyarakat, dan lembaga pemerintah untuk dapat berkomunikasi secara cepat. Bijak sebelum menggunakan media sosial dengan menerapkan, mengetahui konten yang ingin diunggah tidak menyebar hoax atau kebohongan, mengunggah konten yang bermanfaat bagi orang lain, bertanggung jawab pada konten yang diunggah, konten yang diunggah dapat membantu orang lain, serta mengunggah konten secara bijak dan sopan.
Cara lain untuk bijak dalam media sosial antara lain, tidak mengumbar data pribadi atau terlalu berlebihan membagikan sesuatu, memahami jika jejak digital susah dihapus, mengikuti akun yang bermanfaat, tidak mengumbar permasalahan pribadi, tidak mengumbar rencana besar, tidak mengunggah saat sedang emosi, serta lakukan detoks media sosial secara berkala.
Webinar diakhiri, oleh Jane Yarisal Husna (Konten Kreator dan Influencer dengan Followers 11,7 Ribu), Jane menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa tips dan trick menjaga agar aman dalam transaksi digital, antara lain tidak membuka akun bank atau kredit, tidak auto konek, tidak mengakses akun email pribadi, serta tidak membagikan file. Hal yang harus dilakukan dalam menjaga keamanan privasi, antara lain pembatasan informasi dan data pribadi, pantang meminjamkan gawai pribadi, perkuat password, perhatikan izin, serta lapor bila terjadi insiden.
Terdapat nilai dakwah makna secara psikologis meliputi, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, syukur, istiqomah, tawadu, dan sederhana. Jika seseorang mengubah pikirannya, maka akan merubah harapannya. Jika seseorang merubah sikapnya, maka akan merubah tingkah lakunya. Cara lain untuk bijak dalam media sosial antara lain, tidak mengumbar data pribadi atau terlalu berlebihan membagikan sesuatu, memahami jika jejak digital susah dihapus, mengikuti akun yang bermanfaat, tidak mengumbar permasalahan pribadi, tidak mengumbar rencana besar, tidak mengunggah saat sedang emosi, serta lakukan detoks media sosial secara berkala.(Rel/Red).