Dari pantauan kami dilaman Instagram BPSDM Aceh, postingan yang memuat selembaran surat keputusan BPSDM Aceh terkait kelulusan seleksi mendapatkan reaksi kekecewaan dari ratusan orang. Mereka menuding seleksi beasiswa tersebut serat kepentingan orang dalam di BPSDM Aceh.
Susilawati Mahasiswi Pascasarjana Universitas Paramadina asal Aceh di Jakarta turut merespon kejanggalan seleksi tersebut. Susi (sapaanya) kepada media menyampaikan, bahwa gelombang protes tersebut murni karna ketidak adanya transparasi dari BPSDM Aceh selaku penyelenggara beasiswa.
Dengan tidak disampaikan skor/nilai hasil ujian Test Potensi Akademik (TPA) kepada masing-masing peserta dan kepublik, kemudian dengan dirahasiakannya nama-nama peserta yang lulus. Tentu, ini adalah bukti bahwa kuat sekali permainan orang-orang di dalam BPSDM Aceh. Ucapnya.
Bila kita Ingin buka-bukaan data penerima beasiswa BPSDM Aceh di tahun-tahun sebelumnya, saya kenal kok dengan beberapa penerimanya, malah ada penerima dengan status Tenaga Ahli DPR RI asal partai Kepala Pemerintah Aceh. Terangnya.
Susi yang juga merupakan aktivis perempuan di PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini juga menegaskan. Jadi bahwa bila kita belajar dari pengalaman tahun ini dan ditahun-tahun sebelumnya, bagaimana masyarakat mau percaya bahwa seleksi ini murni. Tapi saya yakin bahwa sampai saat ini Pak Nova selaku Gubernur Aceh tidak ambil peran dalam penentuan hasil seleksi.
Maka kepada Bapak Gubernur kami meminta agar segera menonaktifkan kepala BPSDM Aceh saat ini. Tutup Susi.