Reaksinews.id | Banda Aceh - Kasus harian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) turun di bawah 100 kasus dua hari terakhir ini di Aceh khususnya. Tiga hari lalu tercatat 116 kasus baru, hari berikutnya 93 kasus, dan terakhir dilaporkan “hanya” penambahan 47 kasus baru. Meski kasusnya tampak turun, namun belum boleh lengah. Penularan virus corona diperkirakan masih tinggi di masyarakat.
Hal tersebut dikemukakan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani secara tertulis kepada awak media massa di Banda Aceh, Senin (22/6/2021).
“Perkiraan penularan virus corona masih sangat tinggi dalam masyarakat bukanlah mengada-ada,” tulis Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu.
Ia menjelaskan, selama periode Januari - 15 Juni 2021, Balai Litbangkes Aceh, Badan Litbangkes Kemenkes RI melakukan pemeriksaan terhadap 7.641 sampel swab orofaring dan nasofaring dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasilnya, 44,4 % dari sampel tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut Kepala Balai Litbangkes Aceh, Dr Fachmi Ichwansyah, S.Kep, MPH, angka tersebut tidak mewakili angka positivity rate Covid-19 Aceh, karena sampel-sampel yang diperiksa di laboratorium RT-PCR lain di Aceh tidak diikut dalam perhitungannya. Namun, jumlah sampel positif yang mencapai 44,4 % itu merupakan signal yang perlu diwaspadai.
Mantan anggota Tim Ad-hoc Pendirian Politeknik Kesehatan Aceh itu menjelaskan, sampel-sampel swab yang diperiksa pihaknya berasal dari 15 kabupaten/kota yang meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Subulussalam.
Kemudian, sampel-sampel dari Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Kadang, ada juga masuk sampel swab dari Aceh Timur dan Pidie. Setiap sampel yang dikirim ke Balai Litbangkes Aceh tetap diperiksa meski hingga larut malam, tambahnya.
Sementara sampel-sampel yang tidak dikirim ke Litbangkes Aceh, lanjut Fachmi, dikirim Laboratorium Kesehatan Daerah Aceh (Labkesda), Laboratorium RSUDZA Banda Aceh, Laboratorium PCR USK, Laboratorium Kesdam Iskandar Muda, dan Laboratorium Kesrem di Kota Lhokseumawe.
“Angka positif yang 44,4 persen itu hanya berdasarkan swab yang diperiksa di Balai Litbangkes saja, dan karena itu belum mewakili angka positivity rate yang sesungguhnya di Aceh,” tegas Fachmi lagi.
Menanggapi angka persentase positif Covid-19 dari perhitungan Balai Litbangkes Aceh itu, Juru Bicara SAG mengaku sepakat dengan Fachmi Ichwansyah. Meski belum mewakili nilai positivity rate Aceh, namun angka tersebut merupakan signal masih tingginya sumber-sumber penularan virus corona dalam masyarakat yang belum terdeteksi.
Menurut SAG, orang-orang yang sudah terinfeksi itu mungkin tidak merasakan gejala karena itu tidak memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat. Bisa juga mengalami gejala ringan seperti demam, batuk, dan nyeri kerongkongan, namun diabaikan karena dianggap gejala penyakit biasa yang pernah dialami sebelumnya.
Karena itu, kata SAG, pihaknya menghimbau Satgas Covid-19 kabupaten/kota agar melakukan testing dan tracing secara agresif untuk menemukan orang-orang yang telah terinfeksi tersebut. Semakin cepat sumber-sumber penularan virus corona itu ditemukan semakin cepat diisolasi, sehingga virus corona tidak kian menyebar dalam masyarakat.
Testing dan tracing kontak erat Covid-19 perlu dukungan penuh Satgas Gampong dan Posko Covid-19 Gampong, supaya petugas kesehatan dapat melakukan testing dan tracing itu dengan lancar. Selain itu, masyarakat perlu diedukasi tentang potensi ancaman yang mengintainya, supaya tidak mengabaikan protokol kesehatan seperti sering dianjurkan.
Lebih lanjut SAG melaporkan kasus akumulatif Covid-19 di Aceh, per 21 Juni 2021, yang telah mencapai 18.371 orang. Para penyintas yang sudah sembuh dari Covid-19 sebanyak 13.789 orang. Penderita yang sedang dirawat 3.848 orang, dan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 734 orang.
Data pandemi Covid-19 di atas sudah termasuk kasus positif baru harian yang dilaporkan bertambah hari ini, yakni konfirmasi positif sebanyak 47 orang, pasien yang sembuh 200 orang, dan penderita meninggal dunia bertambah lagi 12 orang.
Penderita baru Covid-19 yang dilaporkan bertambah meliputi warga Banda Aceh 16 orang, Aceh Besar delapan orang, warga Pidie, Sabang, dan Aceh Barat, sama-sama tiga orang. Kemudian warga Nagan Raya sebanyak dua orang.
Selanjutnya warga Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan, masing-masing satu orang. Sedangkan lima orang lagi merupakan warga dari luar daerah.
Sementara itu, pasien Covid-19 yang dilaporkan sembuh bertambah sebanyak 200 orang, yakni warga Banda Aceh 95 orang, Pidie 42 orang, Bireuen 18 orang, Aceh Besar delapan orang, Gayo Lues tujuh orang, Aceh Barat enam orang, warga Aceh Tamiang dan Aceh Timur, sama-sama lima orang.
Kemudian warga Nagan Raya empat orang, warga Langsa dan Aceh Utara, masing-masing tiga orang. Selanjutnya warga Lhokseumawe dan Aceh Tengah sama-sama dua orang.
“Pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi 12 orang, sehingga secara akumulatif sudah mencapai 734 orang,” katanya.
Para penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal tersebut, lanjut SAG, masing-masing warga Banda Aceh dan Pidie, sama-sama empat orang. Kemudian masing-masing satu orang warga Bireuen, Sabang, Aceh Barat, dan warga Nagan Raya.
Lebih lanjut SAG memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 834 orang, meliputi 730 orang selesai isolasi, 20 orang isolasi di rumah sakit, dan 84 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni kasus yang gejala klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, jelasnya.
Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.529 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.311 orang, sedang isolasi di rumah 184 orang, dan 34 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.[]